Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2008

Tatakrama Islam yang terlupakan (draft)

Adab tatakrama Islam yang dinistakan oleh umatnya Sudah hampir setahun lebih saya menjadi penumpang KRL ekonomi Bogor –Jakarta. Saya memilih kereta karena pertimbangan-pertimbangan ekologis, kesehatan dan ekonomis. Tapi kenyamanan saya diganggu oleh ketidakberadaban sebagian kecil rakyat kita yang merokok seenaknya sekalipun di dekat anak kecil dan bayi, obrolan-obrolan yang jorok, dan suara-suara bising dari sebagian penumpang tanpa menaruh respek pada penumpang yang lain. Seolah-olah kereta api itu miliki embah mereka. Di tempat lain saya melihat hal ketidakberadaban yang justeru dilakukan oleh saudara-saudara kita yang ingin membela Islam, saya pernah melihat majlis perdebatan antara tokoh islam,- hanya karena perbedaan pendapat keluarlah kata-kata yang menyeramkan seperti kafir, murtad, antek zionis, dsb. Di internet juga saya menemukan kata-kata yang mengecam saudara muslim hanya karena berbeda pandangan seperti bunuh, kafir, murtad, gorok dsb. Tentu mereka berasalan bahwa demi

membahagiakan orang lain

Membahagiakan diri dengan Membahagiakan Orang lain Kekayaan tambahan yang kita dapatkan kalau tidak menciptakan kesejahteraan dan kemakmuran bagi yang lain akan berubah menjadi bumerang bagi diri sendiri. Kekayaan tambahan sekecil apapun harus digunakan untuk kebahagian orang lain. Ketika kita mencari kelebihan jangan hanya dianggarkan untuk investasi masa depan,alokasi biaya-biayan tak terduga atau - lebih tidak baik lagi - untuk bisa menikmati kesenangan secara berlebihan. Rasul berkata,”Dinar kuning emas dan dirham putih (perak) akan menghancurkan kalian sebagaimana keduanya telah menghancurkan orang-orang sebelum kalian.” Pertambahan kekayaan dalam islam menurut Bagir Sadr harus dikaitkan dengan kenyamanan dan kemakmuran dan kesejahteraan umum sebagai tujuan akhirnya. Islam menolak pertambahan kekayaan yang menghalangi tercapainya tujuan akhir tersebut islam menolak pertambahan kekayaan yang merugikan masyarakat Jadi manusia yang mencari kelebihan atau mendapatkan kelebihan dari

sakit hati spiritual

Rasa sakit hati secara mental atau spiritual lebih menyakitkan dari pada disakiti secara fisik. seseorang yang dianggap berbeda dan diperlakukan secara diskriminatif, diasingkan, akan merasa kesakitkan luar biasa dibandingkan ia misalnya dipukuli. Di dalam masyarakat jika ada tokoh muda atau ustad muda yang bergaul dengan cara yang kikuk dan ia tidak bisa mencair dengan siapa saja,maka pasti ada yang terluka hatinya walaupun, ia tidak melukai dan tidak bermaksud menghina orang itu. Cara ia bersikap saja sudah merupakan sebuah perlakuan. Karena itu pentingnya pengalaman bergaul dengan memperlakukan oranglain dengan cinta dan tanpa pamrih. Cinta kadang-kadang memang tidak masuk akal, karena cinta menyatu dengan kosmis. Demikian juga dengan kebahagiaan, kebahagiaan spiritual lebih dahsyat dari kebahagiaan fisik. tapi itu konon hanya bisa difahami oleh ahlinya dan orang-orang yang masih tenggelam dalam kenikmatan dunia,tidak akan bisa merasakannya,bahkan menganggap mustahil.

aku dan muhammad mulla shadra3

Gambar