Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2017

boponglah aku sebelum engkau meninggalkanku

Pada hari pernikahanku, aku membopong istriku. Mobil pengantin berhenti didepan flat kami yg cuma berkamar satu. Sahabat-sahabatku menyuruhku untuk membopongnya begitu keluar dari mobil. Jadi kubopong ia memasuki rumah kami. Ia kelihatan malu-malu. Aku adalah seorang pengantin pria yg sangat bahagia. Ini adalah kejadian 10 tahun yg lalu. Hari-hari selanjutnya berlalu demikian simpel seperti secangkir air bening : Kami mempunyai seorang anak, saya terjun ke dunia usaha dan berusaha untuk menghasilkan banyak uang. Begitu kemakmuran meningkat, jalinan kasih diantara kami pun semakin surut. Ia adalah pegawai sipil. Setiap pagi kami berangkat kerja bersama-sama dan sampai dirumah juga pada waktu yg bersamaan. Anak kami sedang belajar di luar negeri. Perkawinan kami kelihatan bahagia. Tapi ketenangan hidup berubah dipengaruhi oleh perubahan yg tidak kusangka-sangka, Dew hadir dalam kehidupanku. Waktu itu adalah hari yg cerah. Aku berdiri di balkon dengan Dew yg sedang merangkulku. Hatik

anak-anak di rumah

Anak-anak adalah mutiara hidup dan mata air kebahagiaan yang senantiasa mengalir terus. Anak-anak adalah hijab kesedihan dan pengoyak duka yang tuhan sebarkan di setiap keluarga. Memiliki 5 anak seperti memiliki 5 nyawa. Kebahagiaan yang berlipat ganda juga sekaligus kekhawatiran akan kesehatan dan keselamatan mereka yang berlipat ganda. Anak-anak, tawa, kelucuan, keluguan  dan keceriaan yang melipatgandakan kebahagiaan, ketenangan dan kesyahduan. Hidup tanpa anak-anak adalah hidup yang kering kerontang dan kesunyian.   

indeks kebahagiaan

Indeks Kebahagiaan Indonesia tahun 2017 berdasarkan hasil Survei Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK) sebesar 70,69 pada skala 0–100. Indeks Kebahagiaan Indonesia tahun 2017 merupakan indeks komposit yang disusun oleh tiga dimensi, yaitu Kepuasan Hidup (Life Satisfaction), Perasaan (Affect), dan Makna Hidup (Eudaimonia). Kontribusi masing-masing dimensi terhadap Indeks Kebahagiaan Indonesia adalah Kepuasan Hidup 34,80 persen, Perasaan (Affect) 31,18 persen, dan Makna Hidup (Eudaimonia) 34,02 persen. Nilai indeks masing-masing dimensi Indeks Kebahagiaan adalah sebagai berikut: (1) Indeks Dimensi Kepuasan Hidup sebesar 71,07; (2) Indeks Dimensi Perasaan (Affect) sebesar 68,59; dan (3) Indeks Dimensi Makna Hidup (Eudaimonia) sebesar 72,23. Seluruh indeks dimensi diukur pada skala 0–100.

dari mana datangnya uang?

Alam terbatas. hal-hal yang dibutuhkan untuk konsumsi manusia juga terbatas sepertinya. jumlah manusia Indonesia yang semakin membengkak membutuhkan lahan baru, sumber air yang masih bersih, pangan, dan itu menjadi mudah jika seseorang memiliki pekerjaan. Sekarang semua terfokus dan menjadikan pekerjaan sebagai bagian atau aktifitas yang sangat penting sekali. Mengapa pekerjaan? sebab sekarang sumber-sumber alam itu dikuasai oleh negara, yang terkadang bekerjasama dengan swasta dan diperjual belikan. Komoditas primer dan sekunder itu sekarang diperjual belikan.  Kecuali suku-suku atau penduduk yang masih tinggal di hutan-hutan yang subur. Sebagian besar  pendudukan dunia sudah memiliki kehidupan yang baru, bernegara dan mengendalikan sumber-sumber penting seperti gas, minyak bumi, beras, sayuran, rempah-rempah, bahan-bahan baju dan sebagainya.      Yang tidak memiliki pekerjaan tidak akan punya uang,kecuali anak orang kaya atau mendapatkan warisan dan ia tidak bisa mendapatkan uang un

imajinasi atau ethos

imaginasi muncul dari hati yang bersih, bening dan fokus. Imajinasi akan melimpah, mengalir dengan deras dan subur dari jiwa yang kuat, jiwa yang bersih, jiwa yang bertauhid (yang menyatukan seluruh fakultas dalam satu kesatuan). Jiwa yang mengendalikan keinginan vegetatif dan hewani. Jiwa yang tenang, menghanyutkan dan dalam. Yang tidak beriak,  yang sunyi dan sepi namun bergejolak tenaga ekstra yang sangat kuat sekali.  Kemalasan adalah ketidaktenangan,  kemalasan untuk berimajinasi adalah akibat dari jiwa yang menjadi aus karena mengidentifikasikan dengan tubuh, karena lebih terpengaruh oleh tubuh.  Seorang penulis novel brilian adalah seorang pemilik jiwa yang fokus, yang kuat dan yang dapat mengatasi hasrat liar tubuh dan yagn memiliki pengalaman yang menarik dan mendalam.     

jebakan dunia

harapan itu datang setelah yang diidam-idamkan akan segera menjelma menjadi manusia akademik yang memiliki parameter, ukuran, bukti alias sertifikat.  Namun dari sisi lain terselip kekhawatiran bahwa kematian akan memisahkan dan menghilangkan angan-angan itu. Seperti bermain-main dengan hidup, diumbang-ambingkan oleh hasrat, ambisi, dan keinginan yang kadang-kadang membabi buta. Padahal dulunya adalah sebuah hal yang wajar dan natural. Anehnya mengapa kebutuhan untuk survive, yaitu demi untuk mempertahankan kekuatan, keselamatan, keterjagaan dan kesehatan dan kebersihan tubuh itu sekarang tidak lagi menjadi alat tapi menjadi tujuan itu sendiri?  Alat menjadi tujuan dan tujuan menjadi alat.