Fatimah as Putri dan Murid Rasululllah saw
Fatimah Putri dan Murid
Rasulullah saw
A.
Fatimah is
Fatimah
Fatimah
is Fatimah adalah frase yang terkenal dari Ali Syariati untuk menggambarkan
alangkah tidak mungkinnya bisa mendeskripsikan tentang wanita agung ini. Segala Puji bagi tuhan semesta alam yang telah memperkenalkan
sesosok wanita penghulu seluruh wanita di dunia. Allah memperkenalkan seseorang
wanita sederhana, yang selalu menghadapi dan menjalani hidupnya dengan penuh keprihatinan. Wanita dari seorang ayah
yang sangat luar biasa, insan kamil yang menjadikan jembatan dan penyelamat
umat manusia. Kata-kata tak dapat menggambarkan keagungannya. Karena dibalik
keagungannya, ada keagungan lain yang lebih agung dari Fatimah yaitu Rasulullah
saw dan sang penciptanya Allah Swt. Saat tinta ingin menuliskan tentang
keutamaan Fatimah secara tidak langsung kita juga ingin mendeskripsikan keutamaan
keluarga Rasululah saw.
Dalam
Islam keluargaa sangatlah sakral, karena itu mengapa, ayat al-Quran mengatakan,
“Janganlah kamu memasuki satu rumah yang bukan rumah kamu kecuali meminta
izin.” Atau misalnya, “Wahai orang-orang yang beriman janganlah kamu memanggil
Nabimu dengan panggilan biasa seperti panggilan kalian kepada sesama teman
kalian!: dan masih banyak ada puluhah ayat-ayat yang berbicara tentang tema
keluarga yang pada dasarnya al-Quran ingin menegaskan sakralitas dan kesucian
keluarga.
Kata
sakral menggemakan penghormatan, prioritas dan signifikannya keluarga dalam
bangunan masyarakat. Keluarga memang unit terkecil tapi unit-unit itulah yang sesungguhnya menjadi
fondasi keluarga. Anak-anak yang lahir dari keluarga yang saling
menghormati satu sama lain, akan tumbuh menjadi anak yang sehat mental dan
memiliki akhlak yang baik. Sebaiknya anak-anak yang lahir dari keluarga yang
tidak memiliki kehangatan, tidak memberikan penghormatan satu sama lain, akan
tumbuh menjadi anak yang kasar, pemberang dan meresahkan masyarakat.
Kita
masih belum bisa memberikan apresasi kepada seorang putri putri dari seorang
ayah yang luar biasa yang selalu memperhatikan keluarganya, mendidiknya dengan
baik sebagaimana juga membimbing umatnya. Rasulullah saw adalah teladan yang
baik (uswatun hasanah). Yang kata itu itu sendiri mengandung konotasi akan
mimpinya Rasululah bahwa kita apat meniru dan menyamai Rasulullah saw. Fatimah adalah buah cinta dan buah dari manhaj
tarbiyah Rasulllah dalam keluarganya. Siti Aisyah pernah meriwayatkan seperti ini:
روي حديث عن عائشة رضي الله عنها بما معناه: أنّ
فاطمة حضرت اللحظات الأخيرة لوفاة النبي(صلى الله عليه وسلم) فاقتربت منه وأخبرها
بشيء أبكاها ثمّ اقتربت من النبي وقال لها شيء فضحكت، فسألتها عائشة عمّا أبكاها
أولاً وأضحكها ثانياً، فقالت -رضي الله عنها- بأنه في المرة الأولى قال لها -صلى
الله عليه وسلم- بأنه سيقبض فبكيت، والثانية قال لها بأنها أول من سيلحقه من أهل
بيته فضحكت. اختلفت الروايات في وفاتها، ولكن أجمع أهل السنة على أنّ الزهراء -رضي
الله عنها- قد مرضت من شدّة حزنها على وفاة النبي الكريم فأصابها مرض ألزمها
الفراش حتى توفيت رحمها الله.
“Diriwayatkan
dari Siti Aisyah ra dengan maknanya :
bahwa Fatimah menghadiri detik-detik terakhir menjelang wafatnya
Rasulullah saw, Faatimah mendekati ayahnya dan kemudian sang ayah
memberitahukan sesuatu lalu Fatimah menangis.
Dan kemudian Fatimah menghampiri Rasulullah saw untuk kedua kalinya dan
Rasulullah saw menyampaikan sesuatu yang membuatnya tersenyum. Siti Aisyah
bertanya kepada Fatimah apa yang membuat Fatimah menangis pertama kali dan
kemudian tiba-tiba tersenyum untuk kali
kedua. Sayidah Fatimah berkata, “ Dalam
pembicaraan pertama, Rasulullah memberitahukan kepadaku bahwa ia akan dicabut
nyawanya, maka aku menangis dan adapun pemberitahuan yang kedua, Rasulullah mengatakan , dirinya (fatimah) adalah orang yang pertama
kali akan menemui beliau , maka aku tersenyum. “
Hadis
yang diriwayatkan dalam kitab-kitab Ahlusunnah ini sangat menarik untuk
dianalisa. Ada dua hal yang dialami oleh Sayyidah Fatimah. Dua perasaan yang
sangat paradox satu sama lain; yaitu antara kesedihan dan kebahagiaan. Dua perasaan ini membuncah dalam jiwa sayyidah
Fatimah Azzahra yang dapat menjelaskan
hubungan antara dunia dan akhirat, hubungan antara badan dan jiwa , hubungan
aspek manusia dan aspek malakuti (lahiyat). Dua perasaan itu seolah-olah
mewakili dua keadaan manusia. Dua pengalaman manusia yang juga bisa dilihat
sebagai satu alam dari dua perasaan. Ditinggal oleh orang-orang yang dicintai
adalah peristiwa yang sangat pahit, karena itu Sayyidah Fatimah menangis,
tetapi kemudian menyadari bahwa itu bukanlah perpisahan yang sesungguhnya karena
manusia itu makluk yang abadi. Dan kemudian ia merasa bahagia karena menjadi
orang pertama yang akan menemui ayahnya tercinta. Hadis
pertemuan dengan Rasulullah saw juga mengungkapkan kesucian dan terjaminnya
Fatimah sebagai penghuni surga.
Karena
itu mengapa kita harus segera memberikan perhatian yang seksama dan lebih
cermat lagi tentang posisinya di sisi Rasulullah saw dan dalam matrix
Islam. Selayaknya kita tidak mengabaikan
dan tidak larut dalam sikap anti gender yang mendominasi pembicaraan kita
tentang Islam sementara ini. Kita tidak
terbawa arus yang selalu menomor duakan peran Fatimah dan juga tafsiran-tafsiran
yang menomor duakan keluarga nabi Muhammad saw.
B.
Sayyidah Fatimah dan Rekonstruksi Islam
Fatimah
dari sisi lain juga untuk merekonstruksikan sakralitas rumah. Narasi-narasi dari Rasulullah yang memuji
Fatimah dalam wasiat-wasiatnya untuk Fatimah menyingkapkan pandangan Islam yang
sementara ini terabaikan dalam pelajaran-pelajaran Agama kita.
Rasululah
berkata, “wahai Fatimah , sesiapa wanita yang menghaluskan gandum dengan kedua
tangannya, Allah pasti akan mencatat satu kebaikan untuk setiap biji yang
dihaluskannya dan menghapus setiap satu kesalahan untuk setiap biji yang
dihaluskannya.”
Wasiat
dari Rasulullah ini dengan indah mereposisikan rumah dan meredefinisikan
kembali perempuan.
Rasulullah
berkata :
“Wahai Fatimah ibadah yang paling utama bagi seorang
perempuan di kegelapan adalah diam di rumahnya.”
“Wahai
Fatimah alangkah beruntungnya seorang laki-laki yang bisi membuat rela suaminya
walaupun hanya satu jam sehari.”
Komentar