jangan berkata tidak kalau kau jatuh cinta,1-nop-2007

Kita berhutang budi kepada para jenius yunani yang telah membakar omega otak kita dengan refleksi-refleksi brilian tentang logos, the one and the mani, perubahan dan permanen. Sesuatu yang menjadi nyawa dari segala penampakan, such matrix ada tapi tidak ada, ada tapi tidak kelihatan. Itu adalah inisiasi sebuah budaya unggul tentnagn bagiamaan refleksi manusia bisa menembus berbagai misteri.

Masa lalu memang tidak pernah diam. Pemikiran-pemikira Plato, Aristoteles, Plotinus, dsb selalu menarik untuk diinvestigasi, dianalisa dan dicermati segala pesonanya dari berbagai sudut pandang.

Sadra memang bak magnit, menyedot perhatian dan cinta dari para ilmuwan. Ia seorang bintang di abad 20 yang sayang masih kurang diapresiasi secara maksimal terutama di kawasan-kawasan muslim, seperti indonesia, malaysia apalagi di negara-negara yang para pengikutnya umumnya literalis, tekstuasli dan tidak begitu concern dengan filsafat atau islamic mysticisme. Bagi saya terlalu sayang untuk diabaikan karena kelemahan atau kekurangan terbuka sebagian kelompok islam sehingga menganggap sepi karya-karya dan pemikiran-pemikirannya. Cara berpikir atau penalaran seperti ini adalah kekeliruan berpikir yang sering menghinggapi benak kaum muslimin, Argumentum ad hominem, yaitu cara berpikir atau penalaran yang menyatakan bahwa jika orang itu saya anggap buruk atau salah, atau karena tidak saya sukai maka apa yang keluar dari pemikiran atau karyanya pasti salah. Tampaknya polymat penulis prolific seperti shadra dan ibnu arabi adalah orang yang sering tidak disukai, dilecehkan dan dianggap guru kesesatan atau guru-guru yagn mengajarkan ajaran ganjil dan tidak sesuai dengan ajaran al-quran dan sunnah atau tradisi para sahabat, maka mereka tidak pantas dipelajari, bahkan mereka perlu dihujat.

Apa yang diajarkan oleh shadra setengahnya adalah batil, demikian saya dengar dari guru saya dari gurunya.

Tertulis dalam pegangan pedangnya Muhammad saw kata-kata seperti ini: layanilah dengan baik orang yang memperlakukanmu dengan buruk .

(Dikutip dari kitab Jami shagir)

Jadi sebaiknya terhadap sebagian kelompok yang memiliki praanggapan dan kita harusmemeprlaukan dengan baik, tapi yang disebut mukmin itu apa say aingin mengutipdari kitab wasail syiah :

Hai Ali, sifat-sifat orang mukmin adalah :

Memiliki wawasan yang luas

Banyak ilmunya

Kesabarannya luar biasa,

Ia akan memaafkan orang yang menyakitinya

Ia tidak mengucapkan kata-kata yang tidak berguna

Ia tidak mengucapkan omongan yang buruk tentang orang lain

Ketika ia meragukan sesuatu apakah itu perbuatan halal atau haram makaia memilih tidak melakukan apapun

Dan sangat pemaaf.

Wajahnya ceria, meskipun hatinya sedih

Imannya leih kokoh dari batu cadas

Tidak suka menyebarkan rahasia

Ia suka diam

Menghormati orang tua

Amanah

Tindak-tanduknya santun

Kata-katanya menggerakan orang yang mendengarkannya

Ia tidak suka mencari kelemahan orang lain

Manusia yang tangguh

Ahli syukur

Jangan bicara

Toleran

Hatinya bersih dan dewasa

Tidak suka mencela

Tidak suka menyebarkan omongan orang lain

Tidak suka mengeluarkan kata-kata yang memancing permusuhan

Baik dalam memperlakukan setiap orang

Selalu mencari tujuan yang paling mulia

Memiliki cita-cita yang agung

Berani tapi lembut

Tidak mencela musuh

Dan tidak bersahabat dengan orang yang akan membuatnya melakukan dosa

Pengeluarannya sederhana

Tidak banyak tidur

Melakukan segala sesuatu dengan sangat baik

Ia selalu mempertimbangkan kata-kata yang akan diucapkan

Ia tidak mau menerima perkataan yang tidak benar walaupun dari sahabatnya dan tidak akan menolak kata-kata yangbenar walaupun dari musuhnya

Suka belajar

Tidak banyak mendengki

Ahli syukur

Dan di siang hari melakukan aktifitas ekonomi

Hutannya jangan pohonnya

Inferioritas,

Lihat regim,

Ikhtiyar

Karena keinginan melahirkan keinginan yang lain, seseoragn yang terobsesi untuk memperoleh karir yang cemerlang apakah kala ia mendapatkanaya ia tidak ingin yang lain,ini adalah lingkaran keinginan, yang terus bergulir, dan terus mencari sumber sejati dari keinginan itu sendiri.

Dari satu keinginan menular pada objek yang diinginkan yang lain, ketika seseorang mendapatkan apa yang dulu menjadi obsesi atau mimpi besar, ia tertutupi melihat faktor-faktor lain, faktor-faktor yang buruk dan cacat. Posisi yang baik dan mentereng yang diinginkan ketika diraih, akan membukakan selubung kekurannya, Menjadi direktur atau manager sebuah perusahaan besar, menjadi dosen favorit, menjadi tokoh spiritual, memiliki perusahaan yang mapan, memiliki lahan-lahan bisnis yang bergerak sendiri mengalirkan rupiah demi rupiah tanpa harus melihatkan usaha dan kerja kerasnya, memiliki lingkungan yang baik, memilii rumah yang sempurna, memiliki kawan-kawan yang baik itu adalah impian setiap orang, namun ketika sebagian yang diinginkan, - ya sebgian saja, karena biasanya sebagian besar mimpi-mimpi itu hanya tinggal kenangan saja- diraih, di sana kita akan menyadari secara empiris kekurangan-kekurangannya, apakah dengan menjagi direktur anda tidak memiliki masalah dengan keuangan, gaya hidup, masalah perusahaan, problematika karyawan dsb.

Yang kedua, di luar itu ada hal-hal yang tidak bisa diramalkan, unpredictable, something wrong, yang mungkin menghancurkan perjalanan anda menuju kursi kesuksesan. Siapa tahu?

Jadi mungkin atau jangan-jangan seseorang bisa menikmati hidup dalam imajinasi I karena ia merasa senang aka mendapatkan….merasa bergairah karena akan memperoleh, dan objek yang tidak mungkin diraih alias punduk peridu bulan dan bulan itu hadir dalam imajinasinya. Hidup yang melayang dengan segala angan-angan dan mimpi, tetapi sebenarnya mustahil ia mendekati sekalipun.

Apakah manusia tahu apa yang terbaik untuknya? Dalam setiap episode dari kehidupanya manusia kadang-kadang merasa bahwa ia tahu yang terbaik untuk dirinya, dan boleh jadi benar jika kualitas wawasanya benar atau ia diberi sesuatu oleh tuhan yang memang tepat sesuai dengan hasratnya. Namun memutlakan demikian tidak saja bisa menjatuhkan manusia karena pilihan-pilihan itu sangat subjektif.

Filsafat

Shadra dalam refleksi

Apa yang menarik dari shadra bagiku adalah karena ia seorang realis (muhaqiq), seorang filsuf adalah seorang yang dapat merealisasikan al-Haq, tidak berbeda dengan obsesi Plato yang ingin menjadikan filsafat juga bisa mengubah kehidupan, maka shadra juga demikian. Ia seorang guru kemanusia yang pakar dalam menyampaikan berbagai dimensi islam yang sangat luas; teologi, irfan, filsafat, tafsir, hikmah dsb. Ia tidak seperti Ghazali yang mengalami kesangsian dan harus meragukan segala sesuatu, namun ia mengubah paradigma dan orietasinya atau melakukan pendalaman (deepening). Karena ia segera menyadari posisi dirinya dan apa yang terjadi di sekitarnya. Ia berkata dalam memoirnya bahwa kalau kebenaran itu satu, mengapa setiap disiplin ilmu saling mengklaim dirinya yang paling benar, jadi ada beberapa kebenaran dan sejumlah asumsi yang konsekuensinya membatalkan pandangan yang lain.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

celoteh dan filsafat barat

skcism barat

fikih ibadah