Komunikasi dan benci

-
Komunikasi dan negosiasi, koordinasi, persuasi itu membutuhkan tekad baja, ketenangan, kecerdasan lisan, logika dan argumentasi bukan dengan emosi. Artinya jika demikian berkomunikasilah dengan diri sendiri dahulu sebelum dengan yang lain. Win-win solution juga patut menjadi pertimbangan. Berkomunikasi dengan orang yang dibenci juga tidak boleh dengan kebencian, bisa jadi tuhan sedang menutup hati kawanmu karena agar engkau lebih dekat dengan-Nya.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

arabic literature, poetic and prose form

-
BOOK FIVE OTHER DISCIPLINES (Covering Both the Early and the Later Centuries) Part 1. Language and Literature Chapter L ARABIC LITERATURE: POETIC AND PROSE FORMS A POETRY Let us imagine an Arab Bedouin riding his camel on frequent long journeys across lonely deserts. While the rhythmic beating of the padded hoofs on soft sand breaks the stillness of the air, the rider is sunk deep in recollections of his own past. As he feels excited to share his mood with his "two companions and fellow-travellers," there is nothing more natural than that he should start chanting in unison with the movement which has the sole possession of his entire perception. This unsophisticated outpouring of one's heart in response to an occasional urge took the form of rajaz-the simple iambic alternation of harakah (moved or vocalized) and sukun (quiescent consonant) corresponding to the alternation in the lifting and lowering of the camel's feet. (Cf. the khabab in which the pattern of altern...
Baca selengkapnya

fikih ibadah

-
Taqlid Definisi - Secara bahasa taqlid berarti menggantungkan sesuatu pada sesuatu yang lain, memiliki akar kata; qallada – yuqallidu – taqliydan. - Secara istilah fiqh taqlid berarti mengerjakan suatu aktifitas (amal) dengan bersandarkan kepada fatwa seorang mujtahid (baca; pribadi yang telah memiliki kemampuan untuk menyimpulkan hukum dari sumber aslinya) Dalil dibolehkannya taqlid a. Dalil ‘aqliy Hukum-hukum Allah SWT baik yang harus dikerjakan atau yang harus ditinggalkan bersumber kepada Al Quran dan Hadits. Ada dua problem (kesulitan) untuk dapat melakukan penyimpulan hukum dari dua sumber tersebut. Pertama : Memastikan bahwa dalil yang akan kita gunakan memang betul-betul dari Allah SWT (ayat Al Quran) atau betul merupakan hadits Nabi atau para Imam as. Kedua : Memastikan salah satu dari kemungkinan makna yang dimaksud oleh ayat atau hadits diantara beberapa kemungkinan yang ada. Berkenaan dengan yang pertama walaupun kita tidak perlu ragu la...
Baca selengkapnya

catatan harian 2. -oktober 9

-
Gambar
Apakah itu tidak bisa selesai ? Kenapa harus menunggu? AL-FAKHR AL-RAZI by Dr.G.F. Haddad Muhammad ibn `Umar ibn al-Hasan ibn al-Husayn 1 Abu `Abd Allah al-Qurashi, al-Bakri, al-Taymi, al-Tabaristani al-Shafi`i, known as Ibn al-Khatib and as Fakhr al-Din al-Razi (543-606), Shaykh al-Islam, the imam of the learned scholars of kalam and the foundations of belief, a major jurist of the Shafi`i school, specialist of usul , Sufi, commentator of the Qur'an, philologist, genealogist, heresiographer, logician, and physician. "An ocean that contains more pearls than the ocean." The principal spokesman of Ahl al-Sunna in his time, he refuted all the sects with which he came into contact, particularly the multifarious groups of the Mu`tazila, Shi`a, and Hashwiyya as well as the Jews and Christians. A student of his father Khatib al-Rayy Diya' al-Din `Umar and Majd al-Din al-Jili al-Maraghi principally, then Abu Muhammad al-Baghawi and Kamal al-Din al-Simnani, he mem...
Baca selengkapnya